Kusala Sastra Khatulistiwa 2017

Malam Puncak Anugerah Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) ke-17 berlangsung pada Rabu malam, 25 Oktober 2017 di Atrium Plaza Senayan. Ajang penghargaan untuk para penulis sastra Indonesia ini sebelumnya telah mengumumkan 30 nominasinya pada tanggal 9 September di tahun yang sama yang terbagi ke dalam 3 (tiga) kategori: Kategori Fiksi, Kategori Puisi dan yang menjadi kategori tambahan tahun ini, Kategori Perdana dan Kedua.
Diumumkan oleh Ketua Dewan Juri Bapak Geger Riyanto, malam itu KSK 2017 mendapatkan para pemenang untuk ketiga kategori tersebut : Mahfud Ikhwan dengan karyanya Dawuk, Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu untuk Kategori Prosa; Kiki Sulistyo dengan karyanya Di Ampenan, Apa Lagi yang Kau Cari? untuk Kategori Puisi dan Nunuk Y. Kusmiana dengan karyanya Lengking Burung Kasuari untuk Kategori Perdana dan Kedua. Para pemenang berhak membawa pulang hadiah sebesar 100 juta rupiah dan pena dari MontBlanc.

Penghargaan ini lahir dari sebuah kepedulian kepada para penulis Indonesia. Di akhir tahun 2000, dalam suatu percakapan antara Bapak Richard Oh dengan rekannya, Mr. Takeshi Ichiki, beliau mengemukakan sebuah gagasan untuk memberi tunjangan kepada penulis Indonesia. Gagasan ini berawal dari pengamatan beliau pada kondisi kehidupan kebanyakan penulis Indonesia dimana adanya kebutuhan untuk perangkat kerja seperti komputer ditambah tuntutan keseharian yang semakin menggerus waktu dan kenyamanan para penulis yang dapat menjadi hambatan mereka untuk meneruskan eksplorasi dalam bidang sastra. Penghargaan sastra yang pemenangnya dipilih secara ketat dan menyediakan hadiah uang yang diharapkan dapat membantu para penulis mendalami bakatnya dalam bidang sastra.

Dari sini terlahirlah Khatulistiwa Literary Award yang mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Dan nantinya di tahun 2014 berganti nama menjadi Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) agar lebih membawa nama Indonesia. Selama 14 tahun, penghargaan sastra tahunan ini berkembang terus berkat masukan-masukan dari berbagai pihak di komunitas sastra. Sejak awal pendirian, Kusala Sastra Khatulistiwa dirancang sebagai sebuah anugerah sastra dari komunitas sastra untuk para penulis. Oleh karena itu, berbagai format penyeleksian dan penentuan dikembangkan agar KSK tetap bertahan sebagai sebuah anugerah yang mencerminkan kehendak kebanyakan orang dalam komunitas sastra. Untuk penilaian pemenang, seleksi dilakukan secara ketat oleh para juri untuk karya sastra dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.