Secure Parking New Normal

Pandemi covid-19 membuat aktifitas ekonomi dan produktifitas masyarakat mengalami penurunan secara signifikan. Pemerintah Provinsi DKI yang memutuskan DKI Jakarta beranjak keluar dari masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan memasuki PSBB transisi memberikan kesempatan untuk masyarakat dapat mulai memulihkan kegiatan ekonomi sehari-sehari mereka. Di saat yang sama pelaku usaha terus mencari solusi untuk tetap dapat meningkatkan produktivitas dan secara bersamaan dapat mengurangi kekhawatiran karyawan dan konsumennya terinfeksi virus, khususnya virus corona.

Secure Parking bekerjasama secara sinergis dengan pengelola manajemen properti berkomitmen mematuhi protokol kesehatan Covid-19 guna mengendalikan dan menghentikan pandemi yang sudah bertaraf global ini.

Mulai 11 Juni 2020 lalu, Secure Parking menerapkan teknologi minim sentuh (touchless) untuk alat ticket dispenser-nya. Menggunakan sensor infra merah, pengunjung parkir kini tidak perlu menekan tombol tiket, cukup melambaikan tangan di depan sensor dan tiket parkir akan keluar secara otomatis. Pengunjung parkir akan merasa lebih aman ketika mengambil tiket parkir karena dengan meminimalkan kontak sentuhan di media ticket dispenser maka akan meminimalkan resiko penyebaran covid 19 di area parkir dan sekitarnya.

Lebih jauh, mempertimbangkan sifat Virus Corona penyebab COVID-19 yang sangat mudah menular,  penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) perlu diterapkan guna mengendalikan dan mencegah infeksi virus Corona. APD dianjurkan digunakan untuk mereka yang sering bertemu orang banyak dengan potensi kemungkinan terduga COVID-19 yang tak diketahui, misalnya dalam hal ini adalah petugas pelayanan parkir di lapangan.
APD adalah seperangkat perlengkapan yang berfungsi untuk melindungi penggunanya dari bahaya atau gangguan kesehatan tertentu, misalnya infeksi virus atau bakteri. Bila digunakan dengan benar, APD mampu menghalangi masuknya virus atau bakteri ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, mata, atau kulit.

Karena itu, Secure Parking kini juga memberikan APD masker, face shield dan sarung tangan kepada para petugas pelayanan terdepannya. Untuk proses transaksi di Pintu Keluar, sudah disediakan wadah plastik untuk meletakkan uang pembayaran dan juga uang kembalian. Selain untuk memberikan perlindungan terhadap aspek kesehatan dan keamanan karyawannya di masa pandemi ini, Secure Parking juga melihat tindakan ini juga perlu dilakukan demi kenyamanan pengguna parkir dalam menerima pelayanan prima Secure Parking di lokasi-lokasi pengelolaan Secure Parking.

 

MAL DAN PUSAT BELANJA KEMBALI BEROPERASIONAL DENGAN PROTOKOL KESEHATAN COVID-19

 

Pandemi COVID-19 membuat pengelola mal atau pusat perbelanjaan Indonesia menutup usahanya selama beberapa minggu. Dan baru pada Senin, 15 Juni 2020 lalu, Pemerintah DKI Jakarta telah mengizinkan kembali pembukaan pusat perbelanjaan di wilayahnya.

Sesuai dengan Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 563 Tahun 2020 tentang Pemberlakuan Tahapan dan Pelaksanaan Kegiatan/Aktivitas Pembatasan Sosial Berskala Besar pada Masa Transisi (PSBBT) menuju Masyarakat Sehat, Aman dan Produktif, bahwa Pusat Belanja di DKI Jakarta ini harus dibarengi dengan pelaksanaan Protokol Kesehatan Covid-19 yang ketat dan terukur.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta Ibu Ellen Hidayat saat berdialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Jumat, 26 Juni 2020 menyatakan bahwa 80 (delapan puluh) pusat perbelanjaan telah dibuka dengan mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta di atas, pada 15 Juni lalu. Dengan rata-rata beroperasi mulai pukul 11.00 WIB dan tutup pada 20.00 WIB. Pada PSBBT ini, Ibu Ellen menjelaskan bahwa pusat perbelanjaan atau mal di wilayah DKI Jakarta telah membatasi kuota pengunjung sebanyak 50 persen dari kapasitas normal. Perhitungan pengunjung mal dilakukan dengan menggunakan alat hitung atau people counting.

Ibu Ellen memastikan bahwa mal anggota APPBI sudah menerapkan protokol-protokol kesehatan yang ketat diiringi dengan pengawasan terhadap prinsip-prinsip umum PSBBT, seperti pengecekan suhu, masker, dan kapasitas ruangan maksimal 50%. Selain itu protokol kesehatan yang diwajibkan di pusat belanja sudah diterapkan. Seperti misalnya harus jaga jarak antrean masuk mal dengan jarak 1 meter, kapasitas lift yang hanya untuk 6-8 orang dan ketika naik eskalator harus berdiri di step yang diberi tanda, dengan jarak antar orang adalah 3 (tiga) step. Menggunakan tanda-tanda arah khusus bagi pengunjung dari segala usia sejak awal pintu masuk mal maka pertemuan satu arah dapat dicegah.

“Toilet juga antre. Dengan jarak 1 meter, pembayaran diusahakan dilakukan secara cashless, di resto dine-in dan food court kapasitas juga 50%, semua karyawan diwajibkan memakai masker dan face hield, musholla tanpa karpet dan diberi tanda berjarak 1 meter, harus ada ruangan isolasi yang lengkap dengan peralatan APD dan oksigen nya untuk P3K, selain itu harus ada parkir sepeda dan parkir motor berjarak 1 meter,” jelas Ibu Ellen. Bahkan, di dalam mal pun terdapat tim Gugus Kendali Covid yang terus mengawasi jalannya penerapan protokol kesehatan setiap jam agar pengunjung tetap disiplin dan terhindar dari potensi penularan saat berada di dalam mal. “Jadi Gugus Kendali Covid ini terdiri dari sekuriti dan juga manajemen. Setiap jam mereka berkeliling dengan menggunakan face shield.” Tambah beliau.
Pengelola pusat perbelanjaan melakukan inovasi dengan menggunakan sensor di beberapa titik untuk mengurangi sentuhan fisik. “Sebagian besar pusat belanja di DKI menerapkan teknologi minim sentuh (touchless) dengan menggunakan sensor, seperti tombol lift, hand sanitizer dan karcis parkir pun menggunakan sensor sehingga mengurangi kontak fisik,” jelasnya

Inovasi lain adalah bilik disinfektan di pintu masuk yang dilanjutkan dengan detektor berupa kamera otomatis yang dapat mengukur suhu tubuh. Di dalam mal juga tersedia lemari UVC sterilizer untuk mensterilkan tas belanjaan ataupun tas pribadi pengunjung. Di beberapa mal juga sudah menerapkan Penerapan Safe Access Pass sebelum memasuki area mal dengan menggunakan QR Code untuk memantau data pengunjung yang akan mengakses mal.

Tak lupa Ibu Ellen berpesan kepada masyarakat untuk dapat kembali datang ke pusat perbelanjaan. “Silakan datang ke mal atau pusat perbelanjaan karena kami yakin keluarga tahu cara merawat kesehatan keluarganya masing-masing, di sisi lain mal telah melakukan protokol kesehatan yang akan memberikan kenyamanan dan keamanan pengunjung,” tutup beliau.